Resensi Buku: Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan oleh Jeon Seunghwan

By Zeezee - Juli 04, 2023



Judul: Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan - Kalimat-Kalimat Kehidupan yang Mengembalikan Diriku yang Hilang

Penulis: Jeon Seunghwan

Penerbit: Gramedia

Tebal: xii + 268

Harga:  86.000

Terbit: 2021

 

Pertama-tama, ini adalah buku self improvement pertama yang berhasil kuselesaikan. Sebelumnya, untuk kategori buku nonfiksi aku hanya pernah membaca buku tips dan keagamaan. Banyak juga di antaranya yang belum selesai dibaca.

Orang yang senang membaca buku nonfiksi barangkali akan mengerenyutkan dahi mengetahui ada orang yang baru sekali menyelesaikan buku self improvement. Namun, bagi orang yang hanya membaca fiksi, aku rasa mereka bisa sedikit mengerti. 

Selama ini kategori buku yang paling banyak kubaca adalah fiksi, puisi, atau komik. Aku mulai tertarik membaca buku nonfiksi ketika aku merasa butuh wawasan atau ilmu baru setelah sudah lama lulus kuliah dan tidak berurusan lagi dengan buku-buku sekolah.

Jadilah aku membeli buku nonfiksi ini dan itu. Sayangnya, di antara banyaknya tumpukan buku yang belum dibaca, aku baru bisa menyelesaikan satu buku ini; Ketika Aku Tak Tahu Apa yang Aku Inginkan dari Jeon Seunghwan.

Apa yang membuat aku tertarik dengan buku ini? Jawabannya adalah judul buku ini. Bukankah kita setidaknya pernah merasa seperti apa yang disebutkan judul buku ini? Merasa bingung, lelah, dan tidak tahu pasti apa yang sebenarnya diinginkan.

Judul buku ini seolah menggambarkan keadaan yang pernah kualami dan aku ingin tahu apa jawaban yang disediakan oleh penulis. Selain itu, buku-buku self improvement dari Korea Selatan sangat banyak. Jadi, setidaknya aku ingin membaca salah satunya. 

Dibandingkan dengan buku nonfiksi lain yang pernah kubaca, buku ini cukup tebal. Namun, aku rasa kalian akan bisa tetap membacanya dengan cepat karena terjemahannya sangat baik dan tidak membuat bingung.

Aku sendiri menyukai isi buku ini. Jika disimpulkan secara keseluruhan, buku ini berisi kata-kata yang menghangatkan hati, memberi motivasi, dan kata-kata penyemangat yang mungkin kita butuhkan di tengah hiruk pikuk rutinitas kehidupan.

Ada momen ketika membaca buku ini aku bersemangat untuk mencoba berbagai hal yang tertunda dan melakukan terbaik dalam hidup. Buku ini seperti memberiku motivasi untuk mengambil langkah mewujudkan apa yang diinginkan serta nasihat bahwa tidak masalah jika gagal ataupun lebih lambat dari orang lain. Sebuah pesan yang mungkin dibutuhkan banyak orang saat ini.

Aku juga suka gaya bahasa penulis yang melalui tulisannya seolah berbicara dengan lembut kepada kita (pembaca buku). Gaya bahasa penulis inilah menurutku yang menjadikan keseluruhan isi buku terasa begitu menentramkan, selain tentu isi buku itu sendiri. Ucapan terima kasih juga sepertinya perlu disampaikan kepada penerjemah yang berhasil mengalihbahasakan buku ini dengan baik.

Buku ini membahas masalah yang sangat umum terjadi, tapi barangkali sedikit sekali kita bicarakan dengan orang-orang terdekat. Kesedihan, kecemasan, luka batin, kesepian, cinta, impian, penyesalan, masalah hubungan, adalah beberapa contoh topik yang diangkat.

Kamu akan menemukan kata-kata yang menyejukkan hati di setiap bagiannya. Ada empat kategori besar yang setiap kategori memiliki bab pembahasan sendiri. Yang menarik adalah penulis mencantumkan banyak potongan kalimat, puisi, esai dari berbagai penulis lainnya yang dia rasa menggambarkan atau menjelaskan dengan baik topik yang sedang dibicarakan.

Jadi, kita akan melihat banyak tulisan dari penulis yang mungkin belum pernah kita ketahui karya ataupun sosoknya. Selain itu, tampaknya ada juga tulisan dari penulis sendiri (Jeon Seunghwan) yang pernah dia unggah di media sosial miliknya.

Apa sudah terbayang seperti apa bukunya? Penulis membagikan pengalaman dan pemikirannya yang mungkin bisa membantu kita (para pembaca) dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup. Aku mencantumkan beberapa kalimat yang menurutku sangat berkesan.

 

“Kekosongan hati akibat takut kehilangan kebahagiaan akan sangat mudah diisi kecemasan. Tidak ada alasan khusus, kecemasan hanyalah bentuk rasa ketidakyakinan, seperti ketika kita berdiri di depan tembok yang tak terlihat.” (hal. 9)

“Kita terkadang suka memberikan luka pada diri sendiri.” (hal. 25)

Kutipan dari novel Magical Moment karya Paulo Coelho.

“Jangan pernah membiarkan diri dibebani standar penilaian kita sendiri. Setiap kali melakukannya, hanya luka yang akan kita dapat.” (hal. 26)

“… ketika rasa ingin tahu mulai pudar, saat itulah masa muda telah meninggalkan kita…. Perasaan menjadi tumpul. Tidak lagi berani menantang diri untuk mencoba segala hal, melainkan menjadi lebih penuh pertimbangan dan lebih banyak pikiran.” (hal. 95)

“Hidup hanya dengan terus terbebani dengan pemikiran atau pandangan orang lain hanya membuat diri sendiri menderita. Letakkanlah beban seperti itu, dan hiduplah dalam kehidupan milik kita sendiri.” (hal. 102)

“Tidak apa-apa untuk berkata lelah ataupun mengeluarkan air mata ketika sedang mengalami kesulitan. Saat lelah tidak ada salahnya kita duduk sejenak dan beristirahat.” (hal. 103)

“Jangan berusaha untuk menyesuaikan diri kita dengan standar yang dibuat oleh orang lain dan fokuslah mencari takdir diri kita sendiri.” (hal. 104)

“Manusia memiliki kecepatannya masing-masing. Kita tidak perlu berusaha berlari lebih cepat atau menyamakan kecepatan kita dengan orang lain.” (hal. 110)

 

Ada lebih banyak kalimat dan kutipan yang bagus, tapi tidak mungkin dituliskan di sini semuanya. Kalimat-kalimat tersebut tidak hanya bagus karena rangkaian katanya, tetapi juga makna dan pesannya. Kalimat tersebut bisa menenangkan hati yang gelisah dan mendorongmu untuk melangkah maju.

Di antara banyaknya pesan yang disampaikan, aku ingat ada satu atau dua bagian yang mungkin tidak sepenuhnya aku setuju. Namun, bukan berarti hal tersebut buruk. Karena ini berisi pemikiran penulis, sangat mungkin jika kita sebagai pembacanya merasa ada yang sesuai dan tidak untuk dilakukan dalam hidup kita sendiri.

Meski begitu, aku tetap menyukai buku ini. Menurutku, ini tipe buku yang selalu bisa kita baca ulang kapan pun dan tetap meninggalkan kesan yang mendalam. Karena yang ditulis bukan hanya satu dua tips, melainkan pesan untuk kehidupan itu sendiri.

Seperti judulnya, semoga setelah membaca buku ini, siapa pun, bisa menemukan kembali dirinya. Semoga buku ini bisa memberikan semangat untuk terus maju melangkah ke depan. Karena buatku sendiri, buku ini seperti menjadi teman yang memberi banyak nasihat baik.

Selamat membaca dan sampai berjumpa di buku berikutnya! (Z)


foto: gramedia

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar