Kicauan: Membaca Nonfiksi

By Zeezee - Juli 04, 2023


Ada begitu banyak buku, sedikit sekali yang sudah kubaca. Dari sekian banyak genre buku, aku mungkin hanya berkutat di genre yang sama bertahun-tahun lamanya. Setelah bertambah usia, kesempatan untuk membaca berbagai jenis buku pun lebih terbuka.

Jika dulu aku hanya membaca buku fiksi, komik, dan puisi, kini aku juga membaca buku nonfiksi dan bahkan buku keagamaan. Sebuah kemajuan untukku. Sebuah genre yang dulu terasa tidak terlalu dibutuhkan, kini seolah menjadi teman yang menghadirkan kehangatan dan jawaban.

Kejadian ini mengingatkanku akan makanan. Saat kecil dan remaja, sering kali kita terlalu pemilih soal makanan. Makanan yang tidak familiar, hanya sekali lihat, kita sudah menolaknya. Namun, bertambah usia, kita menjadi tidak terlalu memedulikan hal tersebut dan berani mencoba banyak jenis makanan. Meski pada akhirnya tetap ada makanan yang cocok untuk kita dan tidak.

Buku pun kurasa begitu. Setidaknya bagiku. Kesempatan membaca lebih banyak, tapi pada akhirnya tetap ada buku yang bisa dinikmati dan tidak. Tetap ada buku yang bisa diselesaikan dan tidak. Karena khawatir akan hal ini juga, aku memulai era membaca nonfiksi ini dengan memiliki buku-buku tipis yang praktis.

Misalnya, buku tips seputar manajemen waktu. Menarik menurutku. Anehnya, diriku yang dulu mungkin tidak menganggap bacaan seperti itu perlu (hhaha). Hal yang terkesan sederhana ternyata memiliki banyak makna, lebih dari yang sebelumnya dibayangkan.

Buku ini tidak hanya menyampaikan secara ringkas apa yang harus dilakukan, tetapi juga sangat mungkin untuk dilakukan walaupun aku tidak tahu akan berhasil atau tidak. Aku punya beberapa buku self-improvement yang tidak terlalu tebal seperti itu dan belum semuanya kubaca.

Meski begitu, setidaknya satu buku tipis ini membawaku pada buku nonfiksi lainnya. Membuatku berpikir apakah pembahasan akan sama menariknya jika topik lain yang diangkat. Setelah membaca beberapa, buku nonfiksi dengan berbagai topik yang dibahas terasa seperti buku belajar untuk menghadapi dunia dan hidup ketika beranjak dewasa.

Ada banyak hal yang tidak kita mengerti saat perubahan terjadi dalam hidup. Ada banyak emosi yang barangkali terasa baru. Konflik dalam hidup bertambah rumit, peluang terasa semakin sempit. Hidup menjadi penuh dengan tanda tanya. Sering kali kita merasa tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Topik seperti itu barangkali akan ditemukan dalam banyak buku nonfiksi. Bagaimana mengelola hati, menyiapkan mental, tips untuk mendapatkan pekerjaan impian, panduan menjadi orang tua, panduan menyiapkan dana pensiun, tips bepergian, dan seterusnya. Panduan praktis untuk manusia yang serba tidak tahu ini.

Salah satu yang kurasakan saat membaca buku nonfiksi ialah aku merasa bersemangat untuk melakukan yang terbaik dalam hidup. Pesan dan tipsnya memberi dorongan untuk melanjutkan mimpi atau apa pun yang ingin dilakukan. Jika menyangkut tips praktis, bisa langsung dipraktikkan. Kamu mungkin akan menjadi pribadi baru setelah menyelesaikan buku tersebut.

Aku pun menyadari bahwa buku nonfiksi ditulis dengan berbagai metode, ada yang berdasarkan pengalaman, riset, wawancara, kebijaksanaan penulis, atau gabungan dari semuanya. Karena itu juga, menurutku kita bisa saja tidak setuju dengan apa yang ditulis. 

Kita bisa memiliki jawaban sendiri atas masalah yang disampaikan, yang mungkin menurut kita, jauh lebih efektif. Kita bisa berbeda pendapat dan karenanya menjadikan buku nonfiksi tidak sepenuhnya perlu dan bisa diterapkan. 

Manusia memiliki pengalaman dan latar belakang berbeda-beda, sebagian di antaranya memiliki cara sendiri yang membuatnya nyaman dan berhasil dalam menghadapi persoalan hidup. Untuk mereka, buku nonfiksi bisa saja hanya menjadi bacaan, referensi, sekadar informasi, atau pengetahuan.

Meski tidak bisa diterapkan, tidak menjadikan membaca buku nonfiksi menjadi sia-sia.  Setidaknya kita tahu ada cara lain, sudut pandang lain, yang membuat kita melihat kembali nilai dan sikap yang selama ini diyakini. Kita bisa menyempurnakan ataupun mempertahankan cara yang selama ini sudah dilakukan.

Dari beberapa buku nonfiksi yang sudah dibaca, ada yang ingin kuresensi. Saat ini pun, aku sedang membaca buku nonfiksi. Semoga aku bisa segera menyelesaikan dan menulis resensinya. Seperti yang pernah kutulis, menyelesaikan sebuah buku juga membutuhkan sebuah usaha besar. :D

Membaca dan menyelesaikannya tidak terlalu sulit, hanya saja aku bisa meninggalkannya dan tidak ada rasa penasaran akan bagian selanjutnya. Mungkin ini hanya aku. Karena ini bukan fiksi dengan plot dan pertanyaan yang harus dijawab, aku merasa bisa membaca buku nonfiksi dengan santai dan tidak perlu terburu-buru menyelesaikannya. :D

Namun, semakin lama, semakin banyak daftar buku yang harus diselesaikan. Jadi, aku tidak akan menunda lagi untuk menamatkannya! Sampai aku selesai membacanya, insya Allah bertemu di tulisan berikutnya! (Z)


Photo by Florencia Viadana on Unsplash

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar