Resensi Buku: Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta oleh Luis Sepúlveda

By Zeezee - Juli 24, 2020


Judul: Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta
Penulis: Luis Sepúlveda
Penerbit: Marjin Kiri
Tebal: x + 133 hal.
Harga: Rp44.000,-
Terbit: Agustus 2017

Awal melihat buku ini, aku tertarik dengan judulnya Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta. Namun, jangan membayangkan buku ini akan membahas berbagai kisah cinta. Blurb buku ini menuliskan tentang macan kumbang dan belantara Amazon. Ada perburuan, pertarungan, dan isu lingkungan yang dibawa. 

Pak Tua yang dimaksud bernama Antonio José Bolívar dan hobinya membaca novel-novel kisah cinta. Ia hidup seorang diri di desa kecil El Idilio (masuk dalam wilayah kedaulatan Ekuador) dan umurnya sudah menjelang 70 tahun. Dia dikenal sebagai sosok yang sangat mengenal kawasan hutan di sekeliling daerah tersebut oleh warga sekitar.

Konflik bermula ketika ada orang kulit putih yang mati terbunuh. Dengan melihat luka juga barang milik orang yang tewas tersebut, Pak Tua tahu bahwa macan kumbang betina yang melakukannya. Bukan tanpa alasan, orang tersebut membunuh anak-anaknya yang masih kecil dan melukai jantannya.

Bisa dibilang macan kumbang betina itu membalas dendam pada orang tersebut. Masalah semakin pelik karena macam kumbang yang marah ini tidak hanya memburu pembunuh anak-anaknya, tapi juga setiap manusia yang dia temui.

Khawatir macan terus mendekat ke arah pemukiman warga, Pak Walikota mengajak sejumlah orang untuk memburu macan kumbang betina tersebut. Pak Tua tentu saja dilibatkan walau sebenarnya dia tak mau ikut.

Perburuan akhir macan kumbang ini terasa sangat menegangkan sekaligus menyedihkan. Bagaimana macan kumbang memburu manusia karena keluarganya dibunuh hanya untuk kepentingan pribadi dan bagaimana pada akhirnya macan kumbang tersebut juga diburu untuk menyelamatkan nyawa manusia lebih banyak.

Cerita yang ditulis oleh Luis Sepúlveda ini mengingatkan kita tentang fakta yang terjadi walau sering terlupakan, bahwa ada makhluk lain yang hidup bersama kita dan tidak seharusnya manusia mengganggu habitat serta kelangsungan hidup mereka hanya untuk kepentingan duniawi semata.

Macan kumbang tersebut melawan dengan apa yang dia bisa, memberi ancaman dan peringatan serta pembelajaran bagi manusia agar tidak terlalu egois. Oleh sebab itu, akhir dari cerita ini terasa sangat pilu untukku walau aku tahu tampaknya tak bisa dihindari. Ini mungkin akhir cerita yang paling mungkin terjadi di dunia nyata.

Buku ini tidak terlalu tebal, tapi cukup untuk menyampaikan cerita dan pesannya tanpa bertele-tele. Salah satu yang membuat buku ini tambah menarik, Pak Tua menjelaskan kasus pembunuhan yang terjadi layaknya detektif. Penuh dengan analisis yang sangat cerdas.

Terjemahan dan tata letak per halamannya pun akan membuat kamu nyaman membacanya. Seperti halnya Rumah Kertas dan The Old Man and The Sea, ini buku singkat berkualitas yang bisa dibaca tanpa memakan waktu yang lama.

Ini buku ketiga dari Marjin Kiri yang kubaca dan berharap ada banyak karya lain seperti ini untuk mengisi waktu! (Z)



  • Share:

You Might Also Like

0 komentar