Pada Hari Ini Kita Mengucapkan Perpisahan pada Sapardi Djoko Damono

By Zeezee - Juli 20, 2020


Pada Suatu Hari Nanti

pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri

(Sapardi Djoko Damono, 1991)

Pada suatu hari tersebut ialah hari ini, Ahad (19 Juli 2020), Bapak Sapardi Djoko Damono berpulang. Hujan itu turun di bulan Juli, mengejutkan semua orang, dan menambah daftar kesedihan di tahun ini. Aku bersedih, Indonesia bersedih. Satu lagi orang hebat di negara ini kembali kepada pemiliknya. Kita tidak akan bisa lagi sekadar untuk membaca dan mendengar kata-katanya.

Walau tak bisa lagi berjumpa, kita tahu dirinya akan tetap hidup dalam tiap bait yang telah tergores. Beliau abadi di hati tiap orang yang menyayanginya dan dia akan terus menemani kita melalui baris-baris puisinya. Seperti katanya dalam bait puisi di atas, “tapi dalam bait-bait sajak ini” / ”kau takkan kurelakan sendiri”.

Kita tidak akan sendiri karena beliau sudah meninggalkan puisi-puisinya dan karya yang lain untuk menemani hari-hari kita menikmati senja, kesendirian, dan kebahagiaan. Kita tidak akan melupakannya karena puisi dan karyanya akan terus ada mengiringi usia.

Meski aku hanya tahu puisi-puisinya, aku ingin mengucapkan perpisahan untuk beliau. Selamat jalan, Bapak. Selamat berpulang. Tempatmu kini bersama-Nya. Kuharap beliau mendapatkan tempat terbaik bersama-Nya. Kuharap semua keluarga dan kerabat dekat diberi kekuatan untuk melewati  masa-masa ini. Doa dan harapan yang terbaik untuk keluarga beliau.


Yang Fana Adalah Waktu

....
    “Tapi,
yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu. Kita abadi.

(Sapardi Djoko Damono, 1978)


Betul, Bapak. Bapak abadi, puisimu abadi. (Z)



Foto: canva.com


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar