Resensi Buku: Jodoh oleh A.A. Navis

By Zeezee - Agustus 16, 2021



Judul: Jodoh

Penulis: A.A. Navis

Penerbit: Grasindo

Tebal: 150 hlm.

Harga: Rp55.000,-

Terbit: 2018

Ini adalah review kumpulan cerpen pertama yang kubuat di blog ini. Sejujurnya, aku juga jarang membaca kumpulan cerpen. Walaupun ada beberapa buku kumpulan cerpen yang kubaca, jumlahya masih kalah jauh dibandingkan dengan novel.

Buku ini berjudul Jodoh, diambil dari salah satu judul cerpen yang ada di dalam buku ini. Total ada sepuluh cerpen dengan tema cerita seputar hubungan percintaan, pernikahan, dan keluarga.

Di akhir cerita, kita akan tahu cerpen-cerpen dalam buku tersebut dibuat berpuluh-puluh tahun yang lalu. Meski begitu, masalah yang diangkat dalam kumpulan cerpen ini masih terasa dekat dengan kehidupan saat ini. Seolah kisah cinta manusia tidak banyak berbeda dulu dan sekarang. Begitu pun dengan adat, tradisi, dan masyarakat yang tidak banyak berubah.

Cerpen Jodoh bercerita tentang seorang pejaka yang sudah memasuki usia menikah, tetapi masih gamang memutuskan siapakah calon yang tepat. Belum lagi, kalkulasi biaya kehidupan setelah menikah yang memberatkan pikirannya.

Lalu, ada kisah Cina Buta yang sangat dramatis dan berakhir menyakitkan. Kisah ini terasa seperti ironi, sebuah pertolongan yang justru menjadikan diri sendiri sebagai korban. Juga ada, kisah tentang seorang pria yang menjadi rebutan para wanita.

Tidak ketinggalan, cerita tentang seorang anak yang dijodohkan dan diharuskan menikah dengan orang yang tidak dia cintai dalam cerpen berjudul “Kawin”. Kisah tentang perjodohan lainnya juga ada di cerpen “Kisah Seorang Pengantin”. Cerpen satu ini tak kalah mengharukan dibandingkan dengan cerpen lainnya.

Terakhir, buku ini ditutup dengan cerpen berjudul “Ibu”. Sesuai dengan judulnya, cerpen ini berkisah tentang perjuangan dan kasih sayang seorang ibu merawat serta membesarkan anak-anaknya hingga menjelang akhir hayatnya.

Di antara cerpen yang kusebutkan, “Kisah Seorang Pengantin” dan “Kawin” merupakan dua favoritku. Sementara cerpen “Cina Buta” menjadi salah satu yang sangat berkesan karena sebenarnya aku tidak menyangka penulis akan mengakhirinya seperti itu.

Meski dikumpulkan dalam satu tema, kisah dalam buku ini bisa dibilang berbeda-beda. Selain itu, salah satu yang cukup kental terasa ialah adat dan budaya orang Minang yang tergambar dalam cerpen-cerpen di buku ini. Barangkali salah satu alasannya karena penulis berasal dari Padangpanjang, Sumatera Barat.

Tidak semua memang, tapi kamu bisa menemukannya, seperti dalam cerpen berjudul “Kawin”, “Kisah Seorang Pengantin”, dan “Jodoh”. Bagaimana hubungan seorang anak dan orang tuanya, bagaimana lelaki menjalin hubungan dengan seorang wanita, serta peran orang tua dalam memilihkan jodoh untuk anaknya merupakan beberapa contoh dalam cerpen yang kamu bisa merasakan besarnya pengaruh adat istiadat.

Selain cerita yang terasa dekat, tradisi dan adat orang Minangkabau yang tergambar sekilas-sekilas dalam tiap cerpen ini menjadikannya sangat menarik untuk diamati. Adanya adat dan tradisi menambah nilai sekaligus membuat cerita terasa berbeda meski dengan kisah yang terasa sudah umum. Konflik pun bisa terasa semakin dalam dan rumit karena kita tahu peranan adat dalam kehidupan seseorang bisa sangat besar.

Secara keseluruhan, aku menikmati semua cerpen yang ada dalam buku ini. Terlepas dari cerita yang dihadirkan, gaya bahasa penulis sangat menyenangkan untuk dibaca. Buku ini juga tidak terlalu tebal sehingga bisa diselesaikan dengan cepat. Sebuah rekomendasi buat kamu yang butuh bacaan sastra baru!


foto: gramedia.com

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar