Bicara tentang Keinginan: antara Keyakinan dan Keraguan

By Zeezee - September 15, 2020


Berapa banyak yang kita inginkan di dunia ini?

Pernahkah kamu merenung sejenak ada berapa banyak hal di dunia ini yang kamu inginkan untuk dimiliki dan seberapa darinya yang sudah diraih?

Aku rasa ada banyak yang kita inginkan dalam hidup ini. Mulai dari keinginan sederhana hingga angan-angan yang terasa mustahil. Dari yang mudah diwujudkan, hingga yang terasa hampir tidak mungkin diraih. Namun, apakah kita pernah berhenti memiliki keinginan?

Aku rasa tidak. Sekalipun keinginan tersebut hanya berupa bayang-bayang di kepala atau kamu sudah merasakan pahitnya gagal berkali-kali, selalu ada bagian terkecil dalam diri yang mengharapkan keinginan tersebut akan terwujud suatu hari nanti.

Aku pun begitu, kurasa. Aku tidak tahu yang lain, tapi dalam diriku — meski keinginan tersebut masih jauh untuk bisa dicapai — selalu berharap suatu hari nanti aku bisa melakukan dan mewujudkan apa yang kuinginkan.

Permasalahannya, apakah banyaknya keinginan berbanding lurus dengan usaha yang kita berikan untuk bisa mewujudkan atau mendapatkannya? Bukankah disebut angan-angan karena jauh di dalam diri, kita meragukan kemampuan untuk memilikinya?

Seringkali yang terjadi, diri berkata, “Aku mau, tapi tidak yakin” atau “Aku tidak tahu bisa atau tidak, tapi aku akan mencoba” atau “Aku tidak yakin bisa sekalipun mencoba”. Keraguan selalu ada dan usaha tidak pernah seratus persen.

Semua itu, seolah-olah menjadi pelindung diri agar ketika gagal, hati tidak terlalu sakit. Sebagai alasan seandainya tidak terwujud, kita tidak terlalu kecewa. Tidak sepenuhnya berharap dan berusaha agar luka pun tidak terlalu dalam.

Namun, jika begitu, bukankah sudah sepantasnya kita gagal karena dari awal pun tidak memberikan usaha maksimal? Pernahkah kalian berpikir bahwa prasangka dalam diri bisa memengaruhi setiap langkah yang diambil? Perasaan ragu, tidak mampu, tidak yakin, semua itu akan menjadi penghalang diri untuk berbuat semaksimal mungkin, seolah kamu sudah menentukan hasil sejak awal.

Kenapa sulit sekali untuk mencoba dengan berani dan memberikan yang terbaik? Kenapa takut sekali akan kegagalan dan kekecewaan? Kenapa begitu sulit memberi dukungan dan keyakinan penuh pada diri sendiri?

Sebelum orang lain, bukankah diri sendiri yang seharusnya mendukung, mencintai, dan menguatkan dalam setiap langkah yang diambil? Namun, kenapa yang terjadi kita justru menyiksa diri dengan memberikan begitu banyak keraguan pada diri sendiri?

Dalam keraguan itu, ada kesadaran terhadap kemampuan diri dan di saat bersamaan ketidakberanian untuk menantang diri sendiri. Kenapa memang jika kemampuan kita tidak sebaik orang lain, apa itu berarti kita akan gagal? Apakah gagal selalu sesuatu yang buruk?

Tanpa mencobanya dengan maksimal kita tidak akan pernah tahu hasil akhirnya dan sekalipun hasil akhir tidak sesuai harapan, kita juga tidak pernah tahu apa yang ditawarkan oleh kehidupan.

Kita mungkin gagal berkali-kali, tapi kemudian kita akan berakhir di tempat yang tidak terlalu jauh dari keinginan awal. Kita mungkin gagal berkali-kali lalu menemukan hal lain yang lebih disukai dan ahli di dalamnya. Kita mungkin gagal berkali-kali lalu berhenti, tapi semua usaha tersebut akan membentuk pribadi menjadi lebih tangguh. Kita mungkin akan memutuskan berhenti pada satu waktu, tapi kita tidak tahu sebaik apa diri ini hingga mencobanya dengan maksimal.

Keinginan untuk mencoba, tapi tidak diiringi dengan keyakinan dalam diri bahwa kita akan mengusahakan lebih dari biasanya, lebih dari yang dikira kita bisa, lebih dari ketakutan yang terus terdengar, adalah penyebab sebenarnya ketidakberhasilan kita mencapai apa pun itu.

Tidak bisakah kita berani dan yakin bisa sejak dalam pikiran? Ini sesuatu yang terlihat sederhana, tapi juga sulit dilakukan terutama jika sudah terlalu banyak kegagalan yang diterima. Kegagalan yang mematahkan hati menyuburkan ketakutan dan keraguan dalam diri ketika memulai sesuatu yang bahkan sangat diinginkan.

Karena keraguan bisa datang pada siapa saja, tapi tidak semua orang bisa menepisnya atau mengubahnya menjadi suatu keyakinan. Tidak semua orang bisa melawannya. Tidak semua orang memiliki tingkat keberanian yang sama.

Barangkali semua pernyataan dan pertanyaan di atas juga sudah berkali-kali dipikirkan dan dipahami. Namun, melangkah dengan berani, mengambil keputusan untuk melakukan atau mewujudkan apa pun yang menjadi keinginan, tetaplah tidak mudah sekalipun kamu sudah menetapkannya dalam pikiran. Memulai adalah hal yang sulit, begitu pun dengan bertahan.

Aku berharap kita semua memiliki keberanian yang cukup untuk menghadapi apa pun yang terjadi dalam kehidupan. Bagaimanana pun hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan. Di antara banyaknya kejutan tersebut, setidaknya kita sudah berusaha yang terbaik untuk memiliki, mewujudkan, atau mencapai apa-apa yang penting untuk kita. Jika gagal, mungkin itulah takdir terbaik. Jika gagal, setidaknya tidak ada yang perlu disesali di kemudian hari.

 

Photo by Chandler Cruttenden on Unsplash  

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar