Tahun 2020 merupakan tahun penuh kesedihan. Ada banyak kehilangan dan perubahan hidup yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan. Barangkali, tahun ini bukan tahun favorit bagi siapa pun. Sayangnya, walaupun tak banyak momen indah, tidak ada yang bisa melupakan apa yang terjadi di tahun ini.
Kita akan mengingatnya untuk waktu yang lama dan khusus bulan Mei tahun ini meninggalkan kesan yang sangat dalam, terutama untukku. Ini pertama kalinya sepanjang aku berpuasa di bulan Ramadan, semua aktivitas harus dilakukan di rumah.
Di bulan yang malam-malamnya dipenuhi dengan air mata, kesedihan bertambah karena tidak bisa menghabiskan malam-malam tersebut di masjid. Masjid menjadi terlarang untuk dikunjungi.
Hari Raya Idulfitri tahun ini menjadi perayaan yang sepi meski tidak kehilangan esensi. Semakin pilu karena banyak orang yang tidak bisa menemui keluarga tersayang di kota atau pulau lain.
 |
| Masjid Ramlie Musofa, Jakarta Utara. Foto: Koleksi Pribadi |
Ini tahun yang mengajarkan kita tentang hidup sehat, persiapan dalam keuangan, dan waktu yang tidak pernah bisa kita kuasai. Semua yang mudah menjadi sulit dan jarak menjadi penting dalam hubungan dengan manusia lain.
Selagi masih ada di sini, walau tak bisa bersua dan bercengkerama seperti biasa, mari hargai setiap hubungan, pertemuan, dan kata-kata yang tercurah. Mari melakukan yang terbaik agar tidak ada sesal atau tanya yang tertinggal.
Satu lagi, aku tidak tahu bagaimana pandemi ini akan berakhir, tetapi semoga kita tidak kehilangan harapan untuk hari-hari yang lebih baik tanpa rasa cemas sekadar untuk makan siang bersama! (Z)
0 komentar